Babylon’s Fall: Harapan Menjulang Yang Jatuh Ke Bumi

Babylon’s Fall: Harapan Menjulang yang Jatuh ke Bumi

Dalam lanskap game yang terus berkembang, Babylon’s Fall menjanjikan petualangan epik dengan aksi intens, visual memukau, dan alur cerita yang memikat. Namun, ketika game ini akhirnya dirilis, itu gagal memenuhi harapan pemain, menjadi kekecewaan yang memilukan.

Kisah Kegagalan Epic

Dikembangkan oleh PlatinumGames, studio yang terkenal dengan game aksi mendebarkan seperti Bayonetta dan NieR: Automata, Babylon’s Fall tampak seperti taruhan yang aman. Tetapi sejak awal, game ini diganggu oleh masalah teknis dan desain yang parah.

Dari bug yang mengganggu gameplay hingga kontrol clunky dan narasi yang membingungkan, Babylon’s Fall gagal memberikan pengalaman yang mulus dan mencekam yang diharapkan pemain. Masalah-masalah ini segera terlihat oleh para kritikus, yang mencabik-cabik game tersebut karena kualitasnya yang buruk.

Gameplay yang Melelahkan

Di jantung Babylon’s Fall terdapat sistem tempur yang menarik yang menggabungkan aksi Slash-and-Spice dengan penggunaan Gideon Coffins yang unik. Alat ajaib ini memungkinkan pemain untuk beralih di antara empat kelas senjata berbeda dengan cepat, menciptakan potensi untuk pertempuran yang dinamis dan bervariasi.

Namun, potensi ini dengan cepat terhambat oleh desain misi yang berulang dan melelahkan. Pemain dipaksa untuk menggiling melalui koridor-koridor bertele-tele yang dipenuhi dengan musuh-musuh generik, mengalahkan bos yang tidak berkesan, dan mengulangi proses yang sama berulang kali.

Kurangnya variasi dan kedalaman gameplay membuat Babylon’s Fall menjadi pengalaman yang monoton dan menjemukan. Pemain tidak pernah merasa benar-benar tertantang atau terhibur, yang menyebabkan banyak dari mereka kehilangan minat jauh sebelum akhir permainan.

Narasi yang Bingung

Selain masalah gameplay, Babylon’s Fall juga dirusak oleh narasi yang kikuk dan tidak menarik. Alur ceritanya memperkenalkan beberapa karakter unik dan adegan aksi yang luar biasa, tetapi kisahnya sangat membingungkan dan berlarut-larut.

Pemain berjuang untuk tetap terhubung dengan narasi atau peduli dengan karakternya. Alih-alih menyuntikkan kedalaman dan makna pada gameplay, alur cerita hanya menambah lapisan kebingungan dan frustrasi.

Visual yang Menipu

Salah satu aspek Babylon’s Fall yang paling mengecewakan adalah visualnya. Meskipun game ini memiliki gaya seni yang unik dan menawan, grafisnya penuh dengan masalah teknis. Teksturnya beresolusi rendah, model karakter sering kali kaku, dan ada frame rate yang sering macet.

Kinerja yang buruk dan masalah grafis yang mencolok mengalihkan perhatian dari dunia permainan yang berpotensi imersif dan merusak pengalaman keseluruhan. Pemain tidak dapat tenggelam dalam aksi atau larut dalam narasi ketika mereka terus-menerus terganggu oleh bug dan grafis yang setengah matang.

Kesimpulan

Babylon’s Fall adalah kekecewaan besar yang gagal memenuhi janjinya sebagai game aksi epik. Dari gameplay yang melelahkan hingga narasi yang membingungkan dan visual yang bermasalah, game ini penuh dengan masalah yang menghancurkan pengalaman pemain.

Meski berawal dari harapan yang tinggi, Babylon’s Fall tersandung dan jatuh dengan keras, menjadi pengingat bahwa bahkan studio game yang paling terkenal pun dapat membuat kesalahan besar. Kisah kegagalan Babylon’s Fall akan menjadi pelajaran berharga bagi pengembang di masa mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *